BANDARLAMPUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung akan membantu pemasaran hasil dari kerajinan yang di lakukan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIB. Hal tersebut diungkapkan Walikota, Eva Dwiana.
Ditambahkan dia, produk kerajinan Tapis dan Sulam Usus di Lapas Kelas IIB Bandarlampung akan dipamerkan dan dijual di taman Sentra UKM Bung Karno Bandarlampung.
Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana mengatakan, akan membantu memasarkan buah tangan Warga Binaan Permasyarakatan (WBP), LPP Kelas IIB Bandar Lampung yang kualitasnya juga bisa diadu.
“Ini bisa jadi kolaborasi dengan kota Bandar Lampung. Karena kita kan punya sentral UKM, Nah nanti kita ajak untuk hasil industri disini dapat dijual berjualan di UKM kota Bandar Lampung,” kata Eva Dwiana usai meninjau kegiatan Pembinaan di LPP, Kamis (13/1).
Kain Tapis memang merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung.
Wastra Nusantara yang harus dilestarikan, dan kain tradisional peninggalan leluhur yang merupakan kekayaan budaya Indonesia.
“Dan melalui perindustrian juga, kedepannya, jika ada undangan pusat untuk berpromosi ke tingkat nasional dan mancanegara, kita akan bawa produk dari lapas perempuan. Karena hasilnya luar biasa rapih,” ungkap Bunda Eva –sapaan– Eva Dwiana.
Sehingga, untuk menunjang produktifitas para pengerajin Tapis di Lapas, sehingga dapat menghasilkan produk-produk Umkm berkualitas. Pemkot Bandar Lampung akan memberikan 10 set alat peranti produksi Tapis, sulam Tapis, sulam usus dan kerajinan tangan lainnya. “Perindustrian Kota Bandar Lampung juga ada program bantuan ke UMKM dan pengrajin Tapis. Salah satunya, nanti akan diberikan 10 set alat untuk produksi Tapis dari Perindustrian,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, Bunda Eva juga meninjau produk hasil Kerajinan wbp perempuan yakni Kain Tapis dan Sulam usus. Dan mengangkat kreasi sulam tapis, berupa tas, sarung bantal, peci, dompet, dan souvenir lainnya. Selain itu terdapat pula produksi, Kerajinan tangan dari kain flanel dan payet.
Sedangkan pembinaan hasil budidaya, LPP menghasilkan tanaman hias keladi, keladi merah, anggrek, dan lainnya. Serta tumbuhan sayuran untuk tambahan kebutuhan pangan wbp dimasa Pandemi Covid-19, di antaranya sayur sawi, kacang panjang, timun dan masih ada yang lain.
Tidak ketinggalan, LPP juga melakukan pembinaan tata boga bagi warganya. Yang menghasilkan aneka kue kering, keripik, peyek kacang dengan merk dagang Polis dan sudah mengantongi ijin produksi. (*)