Wartasaburai.com – Pemerintah melalui Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pendamping PKH bukan hanya penyalur bantuan.
Para pendamping juga berperan sebagai agen perubahan sosial yang mendorong kemandirian Keluarga Penerima Manfaat.
Hal ini disampaikan saat Pelatihan Fasilitator dan Sosialisasi Sekolah Rakyat 2025/2026 untuk 1000 pendamping PKH.
“Pendamping bukan hanya pelaksana teknis, Anda adalah agen perubahan di garda terdepan,” ujarnya, seperti disitir dari laman resmi Kementerian Sosial, Rabu (7/5/2025).
Menurut Gus Ipul, target kemiskinan ekstrem turun menjadi nol persen pada 2026 dan angka kemiskinan secara umum ditekan hingga di bawah lima persen pada 2029.
Untuk mencapai target tersebut, ia meminta pendamping PKH bekerja serius dalam satu barisan dan menghilangkan sekat demi mewujudkan visi dan misi presiden.
Gus Ipul menekankan agar semua bekerja untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.
Lebih lanjut, Gus Ipul mengaku memahami bahwa tugas pendamping PKH memang berat karena harus menembus medan terjal.
Selain itu, mereka juga harus menghadapi dinamika masyarakat yang beragam serta berhadapan dengan sistem yang belum sempurna.
Meskipun demikian, ia yakin semua itu bisa diatasi berbekal kesungguhan dan profesionalitas serta tujuan mulia untuk membuat KPM mandiri.
“Yang kita cari bukan recordsdata statistik tapi ibu-ibu yang penuh harap untuk bisa tersenyum di kemudian hari,” imbuhnya.
Sebagai langkah awal menuju kemandirian, Gus Ipul mengajak pendamping PKH untuk mendorong ke proses pemberdayaan.
Ia meminta pendamping PKH untuk mensosialisasikan bahwa bantuan sosial (bansos) hanya bersifat sementara.
Menurutnya, bansos maksimal hanya diberikan selama 5 tahun bagi KPM aktif, kecuali bagi penyandang disabilitas berat dan lansia tidak produktif.
Oleh sebab itu, KPM penerima bantuan PKH harus bekerja keras agar secepatnya graduasi dan mandiri.
Ia pun mengajak seluruh pendamping PKH untuk fokus pada target berdasarkan recordsdata di perlindungan dan jaminan sosial.
Sementara itu, Gus Ipul juga menegaskan bahwa keberhasilan program Kemensos ada di pundak para pendamping.
Oleh karena itu, ia meminta agar profesi pendamping tidak hanya dijadikan sebagai sampingan dan pendamping diharapkan mampu membawa 10 graduasi KPM tiap tahunnya.
Selanjutnya, Gus Ipul meminta agar para pendamping menjaga integritas dan kepercayaan publik.
Ia mewanti-wanti untuk tak terlibat manipulasi ataupun pungutan liar dan bisa menjadi panutan karena pendamping merupakan wajah negara di mata rakyat miskin.
Kemudian Gus Ipul meminta para pendamping memastikan validitas recordsdata lewat pengecekan di lapangan yang objektif dan akurat.
Dia juga mengingatkan pendamping untuk turut mengawal program Sekolah Rakyat karena bisa menjadi solusi pengentasan kemiskinan jangka panjang.
Gus Ipul menekankan pendamping harus memastikan bahwa siswa berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Ia meminta penamping untuk mengecek rumahnya serta mencari tahu kondisi keluarganya.
Kemudian membantu fasilitasi pendaftaran, memantau kelayakan, serta memastikan tidak ada anak miskin yang tercecer dari pendidikan.
Terakhir, Gus Ipul menyebut tugas sebagai pendamping merupakan ladang ibadah sosial, sehingga harus dijalani dengan hati dan bukan sekadar rutinitas.
Menurutnya, profesionalisme, keikhlasan, dan semangat gotong royong adalah senjata utama dalam memutus rantai kemiskinan.
