Wartasaburai.com-Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terus mempercepat langkah menuju digitalisasi penuh dalam layanan pertanahan. Sejak 2024, lembaga ini gencar melakukan berbagai inovasi, termasuk penerapan di seluruh Kantor Pertanahan.
Transformasi besar ini menandai perubahan signifikan dalam sistem administrasi pertanahan Indonesia. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (PHPT) menyampaikan, ATR/BPN menargetkan seluruh layanan pertanahan dapat beroperasi .
“Mulai tahun 2028, layanan pertanahan diharapkan sudah completely digital dengan penerapan blockchain pertanahan dan trim contract,” ujar Asnaedi dalam Diskusi Agraria V di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Sabtu (4/10/2025), dikutip dari laman resmi Kementerian ATR/BPN.
Perubahan konkret akan mulai terlihat pada . Seluruh sertifikat tanah akan beralih ke bentuk digital, sementara sertifikat cetak hanya menjadi pilihan tambahan.
Langkah ini bertujuan meningkatkan keamanan dan efisiensi layanan. Sertifikat digital mampu meminimalkan risiko pemalsuan, kehilangan, atau kerusakan dokumen yang kerap terjadi pada sertifikat konvensional.
Asnaedi menjelaskan, juga sejalan dengan kebijakan Peralihan Hak Atas Tanah Elektronik yang kini sudah hampir diterapkan di seluruh provinsi Indonesia.
“Transformasi ini penting agar masyarakat tidak lagi dirugikan akibat sertifikat palsu. Dengan sistem digital, files tanah tersimpan lebih aman dan mudah diverifikasi,” tegasnya.
Selain digitalisasi sertifikat, ATR/BPN tengah menyiapkan sistem . Teknologi ini berfungsi mengintegrasikan seluruh peraturan, kebijakan, serta petunjuk teknis dalam satu sistem pintar yang mampu memberikan rekomendasi keputusan secara cepat dan akurat.
Dengan adanya AI, proses pengambilan keputusan di bidang pertanahan menjadi lebih efisien dan transparan. Sistem ini juga berpotensi meningkatkan karena mempercepat pelayanan publik dan mengurangi potensi kesalahan administratif.
Dalam kesempatan yang sama, Asnaedi menegaskan pentingnya peran dalam mewujudkan layanan pertanahan digital. Ia menilai kedua generasi ini memiliki keseimbangan antara kemampuan teknis dan keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk berinovasi.
“Kita berharap munculnya Gen Y dan Z yang matang secara ilmu, keterampilan, kepercayaan diri, dan kemauan kuat menjadi motor penggerak transformasi digital ATR/BPN. Taruna dan Taruni STPN adalah bagian dari generasi tersebut,” ujar Asnaedi.
Ia juga mengajak mahasiswa STPN untuk berperan aktif mendukung perubahan ini, karena mereka akan menjadi ujung tombak masa depan pertanahan digital di Indonesia.
Sebagai bagian dari persiapan menuju period digital, STPN juga tengah mematangkan langkah untuk . Transformasi ini diharapkan dapat memperkuat kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan teknologi di sektor pertanahan.
Asnaedi optimistis, perubahan place of residing tersebut akan melahirkan generasi muda yang , serta mampu membawa semangat baru dalam modernisasi layanan ATR/BPN.
Kegiatan Diskusi Agraria V di STPN diikuti oleh , serta mahasiswa dari . Turut hadir pula , , , serta sebagai narasumber.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda, Kementerian ATR/BPN berharap transformasi digital ini dapat berjalan lebih cepat dan efektif.
Dengan penerapan , pemerintah berupaya menghadirkan sistem layanan yang , sehingga kepemilikan tanah masyarakat Indonesia semakin terlindungi di masa depan.